Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Part 9 - Naga (End)

Seorang pria terlihat serius membolak-balik katalog sambil sesekali mengetikkan sesuatu di laptopnya. Merasa terganggu dengan anak rambut yang menutupi matanya, pria itu kemudian berhenti sejenak dari kegiatannya. Dia melingkarkan karet rambut seadanya untuk merapikan rambut gondrongnya. Suara pintu diketuk dari luar terdengar keras. “Ya, silakan masuk.” Seru pria gondrong tadi. “Bang, ada client di depan. Katanya udah ada janji siang ini.” Kata pria yang tadi mengetuk pintu. “Suruh masuk aja, gue juga lagi ngerjain punya dia.” “Siap, Bang.” Pria pengetuk pintu itu pergi dan beberapa saat kemudian kembali lagi dengan ditemani sepasang pria dan wanita. “Ini Bang, gue tinggal ya.” “Silakan duduk, mbak Sari, mas Agung.” Kata pria gondrong sambil berjalan menuju sofa empuk yang memang disediakan untuk para client nya. “Iya Pak Naga, gimana udah ada gambaran buat konsep pernikahan yang kita mau?” Tanya wanita yang tadi dipanggil mbak Sari oleh pria gondrong yang ternyata adal

Part 8 - Kenyataan

Dua hari sebelum tunangan resmi Bayu dan Kirana, Naga kembali menghubungi Kirana. Tapi Kirana memilih mengabaikan telepon dari Naga. Padahal sebenarnya jauh di lubuk hati Kirana, dia mulai ragu dengan Bayu. Ringtone smartphone Kirana kembali terdengar, dengan malas Kirana menilik nama di layar tersebut. Melihat nama Bayu, instead Naga, Kirana akhirnya menggeser tombol hijau. “Kirana, kamu di rumah kan? Aku jemput ya, kita keluar. Aku mau ngomong.” Begitu saja, kemudian hanya nada telepon dimatikan yang didengar Kirana. Tidak lama setelah itu, suara motor Bayu terdengar dari luar pagar. Kirana dengan sigap segera menemui Bayu dan mereka berkendara menuju Kolase , salah satu café di daerah stasiun kota Bandung. Kirana merasa dejavu , hatinya kalut karena merasa hari ini bukan hari yang baik untuk dia. Setelah Bayu dan Kirana mendapatkan makanan dan minuman pesanan mereka, Bayu berdeham tanda dia akan mulai berbicara. “Kirana….” Panggil Bayu. Kirana kemudian memandangi Bayu lama

Part 7 - Indah Seperti Dulu

“Ran, aku deg-degan banget.” Kata Bayu. Kirana hanya menggenggam erat tangan Bayu. Kemeja putih Bayu mulai basah karena keringat. Hari ini, Bayu akan sidang skripsi. Setelah beberapa bulan, bergumul dengan skripsi akhirnya Bayu sampai juga pada tahap ini. “Ambil napas….. keluarin lagi…..” Kirana menatap Bayu yang mengikuti perintahnya. “yang bikin skripsi kan kamu, yang tau segala seluk-beluk yang ada di skripsi itu ya kamu. Jadi kamu harus yakin dong. Ok?” “Iya sayang…” senyum Bayu mengembang. Kemudian setelah teman Bayu akhirnya keluar dari ruang sidang, giliran Bayu yang masuk. Bayu memasuki ruang sidang dengan sebelumnya berkata lirih pada Kirana, doain aku . Kirana akhirnya menunggu sendirian di depan ruang sidang. Tidak disangka, setelah Kirana memilih untuk kembali bersama Bayu lima bulan yang lalu, hubungan mereka bisa dikatakan sangat baik-baik saja. Sayangnya, semenjak itu Naga justru agak menjauhi Kirana. Bukan apa-apa, Bayu agak cemburu dengan Naga yang hampir tiap

Part 6 - Memilih

Mango smoothies di depan Kirana sudah hampir habis, tapi orang yang ditunggu Kirana tidak kunjung datang. Semalam Kirana sudah sampai di Bandung lagi dan langsung mengiyakan ajakan bertemu dari Bayu untuk hari ini. Tapi sudah 20 menit Kirana menunggu, Bayu masih tidak terlihat batang hidungnya. Beberapa saat kemudian, Kirana yang duduk tepat di samping jendela café melihat Bayu yang berlari-lari dari arah kampus. Denting lonceng di atas pintu terdengar bersamaan dengan kemunculan Bayu di café bertema music and art ini. “Maaf ya Ran, aku tadi rapat. Aku kira bakal selesai tepat waktu, ternyata molor lama banget. Kamu udah nunggu lama?” suara Bayu terdengar terengah-engah. Kirana hanya tersenyum dan menyuruh Bayu duduk. “Kamu pesan dulu aja Bay.” kata Kirana sambil menyodorkan menu yang tadi diberikan waiter padanya. Bayu membolak-balik buku menu kemudian segera memanggil waiter untuk memesan. Bayu yang sudah mulai bisa mengatur napasnya melemparkan senyum pada Kirana. “M

Part 5 - Kemudian Kembali

Kirana masih tidur-tiduran setelah akhirnya bisa menemui kasur empuknya. Terdengar suara notifikasi tanda chat masuk. Kirana yang malas untuk mengambil smartphone nya, hanya membiarkan dan kemudian memejamkan mata untuk memasuki alam mimpi. Malamnya, setelah matanya kembali segar, Kirana mulai mengecek notifikasi di smartphone nya. Satu pesan yang masuk sejak tadi sore berhasil membuat Kirana berhenti bernapas sejenak. Dari Bayu, mantan kekasihnya yang memutuskannya hampir tiga tahun yang lalu. Kirana masih merapalkan dalam hatinya bahwa Bayu adalah masa lalu dan sudah tidak perlu lagi dipikirkannya. Tapi, ada secuil hatinya yang tidak setuju dan bersikeras untuk memaksanya menemui Bayu. Malam yang masih panjang itu, dihabiskan Kirana untuk memilah-milih apa yang harus dilakukannya besok. Tanpa sadar dalam lamunannya Kirana menekan tombol call pada nama Nagasaki. “Halo, Na.” sapa suara di seberang. Kirana kaget dan segera melihat layar smartphone . Gue kenapa jadi telepon Naga si

Part 4 - Bukit Moko

Meski bintang tidak didapat Kirana semalam, tapi sekarang wajahnya ceria setelah mendapati langit cerah saat memasuki waktu-waktu matahari terbit. Naga yang daritadi malam memang tidak tidur untuk memastikan perempuan di sebelahnya ini tidur dengan nyaman,sedikit demi sedikit terhapus letihnya setelah melihat senyuman Kirana yang merekah sempurna subuh ini. Naga meneguk air mineral kemudian menyodorkan botol air mineral lain ke Kirana, “minum gih, pagi-pagi bagusnya minum air mineral setidaknya satu gelas.” Kirana menerimanya kemudian tanpa bersuara dia mengucap bawel, walaupun pada akhirnya dia meneguk hampir setengah botol air mineral tersebut. Matahari mulai mengintip dan sedikit demi sedikit naik. Naga yang memang sudah mempersiapkan kamera dan tripodnya memastikan bahwa dia memang sedang merekam detik demi detik peristiwa sunrise ini. Bukan pertama kali memang bagi Naga, tapi melihat sunrise bersama perempuan di sebelahnya itu yang pertama kali. Memastikan semuanya sudah mas

Part 3 - Tutup Telinga

Komisi disiplin dari berbagai fakultas masih berteriak-teriak nggak jelas. Alasannya hanya karena salah satu mahasiswa sengaja tidak potong rambut meski aturannya melarangnya demikian. Sayangnya, meski yang salah hanya satu, komisi disiplin itu bersitegas untuk tetap memarahi semua mahasiswa baru. Katanya, akibat keapatisan satu sama lain, ada yang masih melanggar peraturanpun nggak ada satupun yang menasehati. Mahasiswa gondrong yang justru cengengesan saat semua mata komisi disiplin menatapnya adalah Naga. Dan Kirana yang berdiri di tengah barisan mahasiswa baru hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Kirana tahu Naga karena dia adalah teman satu kelompok ospek ini. Kirana bahkan sudah dari awal menasehati Naga untuk memotong rambutnya, tapi emang Naga sesongong itu akhirnya kena jugalah dia. Kirana yang masih fokus melihat Naga yang sedang disemprot ketua komisi disiplin, melihat sekilas bayangan Bayu melewati koridor gedung yang tepat ada di depan Kirana. Bayu menatap sekilas ke a