Tarif Bus ini Membunuhku
Perlu readers ketahui, rumahku berada di bagian selatan kota Pemalang. Sebuah kota yang mungkin masih asing di telinga orang kebanyakan karena memang tidak seterkenal kota tetangganya yaitu Pekalongan dan Tegal. Nama desa yang aku tinggali adalah Randudongkal yang berjarak kira-kira 30 km dari Pemalang. Dari jaman SMA, aku terbiasa naik bus dari Randudongkal ke Pemalang karena sekolahku memang ada di Pemalang. Untuk anak sekolah, tarif yang dikenakan berkisar 2000-3000 rupiah. Murah memang, tapi jangan harap bisa dihargain atau setidaknya diramahin sama sopir atau kondektur. Waktu itu (sepertinya masih sampai sekarang), anak sekolah sangat didiskriminasi sekali. Karena tarif yang harus kami bayarkan sangat murah dibandingkan penumpang umum, kami jarang diperbolehkan untuk duduk di kursi penumpang. Selain itu, kalo aku bawa tas yang agak gede (yes, jaman SMA bukunya emang segede itu), pasti langsung dicemooh atau dimarahin. Katanya sih menuh-menuhin. Nggak cuma itu, yang paling ng