Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

Part 2 - Healing Time

Malam itu akhirnya Nadine memberanikan diri untuk pulang ke rumah. Mama sedang menyiapkan makan malam saat Nadine sampai di rumah. Nadine kemudian memeluk Mamanya dan berkata maaf dengan lirih. “Maaf ya Ma, maafin Nadine.” Mama segera menghentikan aktivitas memasaknya dan berfokus pada putri sulungnya. Melihat mata cekung dan sembab milik Nadine, Mama tau benar, anaknya tidak cukup tidur dan sudah cukup menangis beberapa hari ini. “Kamu tuh nggak salah, ngapain coba minta maaf?” Kata Mama lembut. “Aku belum bisa wujudin pesan terakhir Papa. Aku masih nyusahin Mama, aku....” tangis Nadine luruh. Mama kemudian mempererat pelukannya. “Nggak ada dalam pikiran Mama, Nad yang salah. Kamu juga nggak pernah sekalipun nyusahin Mama. Mama minta maaf, kamu harus ngalamin hal ini. Tapi inget Nad, mungkin ini cara Tuhan buat ngejauhin kamu dari orang jahat.” Mama menghela napas sesaat, “Mama nggak pernah nyangka Anto begitu, sampai tadi pagi, Mama masih anggep dia orang baik.

Part 1 - Patah Hati Pertama

Suara klakson terdengar dari berbagai penjuru jalan, baik dari arah berlawanan maupun arah yang sama yang sedang dilewati Nadine. Seakan suara itu membisu, Nadine yang biasanya akan mengomel sepanjang jalan justru hanya menatap jalan dalam diam. Pandangan matanya seakan kosong, pikirannya sudah melayang menjauh dari tempat dia berada sekarang. Suara klakson yang panjang kemudian membawa Nadine kembali dalam kesadaran. Di depannya, kemacetan sudah mulai terurai dan mobilnya malah tidak kunjung melaju. Sebelum klakson itu makin panjang, Nadine segera menekan pedal gas mobilnya dalam. Tidak kunjung turun, Nadine justru kembali berpandangan kosong saat sampai di parkiran kantornya. “Nad, mama mau ngomong.” Suara Mama terdengar membelakangi Nadine. Kemudian Nadine segera menaruh smartphonenya dan berputar agar bisa berpandangan dengan Mama. “Mama liat kamu sama Anto udah lama ya pacarannya. Udah berapa lama?” tanya Mama. “Hampir mau enam tahun kali ya Ma, kenapa?” Nadine m